Terima kasih buat Emak yang menyediakan waktunya untuk menuliskan puisi sederhana namun penuh makna ini. Love you, Mak.
RINDU LEN
Nurawal
Sebuah puisi untuk adikku yang telah pergi meninggalkan kami.
Rapuh luluh lunglai
Mimpi buruk dia
hilang nyata
Kau tinggalkan
dirinya yang berbalut luka
Rinduku tak pernah
padam
Hari demi hari
berbaring di ICU
Betapa tenang hati
yang berbalut doa
Tuhan, Kau tidurkan
lelap tak kunjung
Bangun nun jauh di
sana
Tak sempat
memelukmu
Ajal telah
memanggil
Yang tersisa air
mata dan kenangan
Padangsidimpuan, November 2015
BERLAYAR
Nurawal
Tengah laut tiada
bertepi
Paduan ombak
hentakkan sampan mulai rapuh
Goyah berputar-putar
Hujan turun
berbaur topan
Cintaku di ujung
pulau
Napas sesak
Kapal-kapal kecil
enggan menyapa
Hati berbalut
mimpi buruk
Angin embuskan
hati yang gamang
Sinar terang
tumpang laju
Berlabuh
Padangsidimpuan, November 2015
ASMARAKU
Nurawal
Kenang mengenang
tinggal
Jenjang tinggi
ukir prestasi
Kami bicara
hadap-hadapan
Tulisan tangan
belajar sepanjang
Lampu bersinar
tajam jujur
Bangsa malam
mengukir mimpi
Di awan langit
menjulang tinggi
Nilai mengukir
madu
Padangsidimpuan,
November 2015
PUTRIKU GADIS SENDU
Nurawal
Only
for you, Dear
Dikala cemara
bersiul—hijau
Di depan rumah
ombak laut
Mengembus badai
Terbawa arus
sekarang
Mendekap senyummu
yang penuh janji
Bulan menyinari
cinta ramah
Menggulingkan
gundah
Yang sudah kaku
dulu lama
Padangsidimpuan, November 2015
KASIH KAWAN
Nurawal
Jelajah tembus
hidup dunia duka lara
Janji bersama
ikatan merapuh
Iseng bermain
hidup dan mati
Ingkar benci
bermulut manis
Hidup bermuka dua
Ingkar hidup
bermain mati
Ditubuhmu gambaran
sangat rampung
Seberkas cahaya
yang telah sirna
Padangsidimpuan, November 2015
No comments:
Post a Comment