Asyiknya Naik Ferry |
Perjalanan
jalur laut menawarkan sensasi luar biasa dibanding jalur darat dan udara.
Apalagi bagi saya yang sangat tergila-gila pada aroma laut beserta isinya. Ada banyak
romantisme yang saya dapatkan di sana. Tak heran rindu begitu membuncah untuk menyapa
keindahan laut, termasuk perjalanan menggunakan ferry.
Sejak duduk
di bangku Sekolah Menengah Atas—kurang lebih 10 tahun yang lalu—Alhamdulillah syukur
tak terkira sebab saya sudah berhasil merasakan betapa menakjubkannya
perjalanan menggunakan ferry. Baik itu pagi, siang, atau pun malam hari. Setiap
perjalanan meskipun tujuannya sama, namun cerita yang diberikan selalu berbeda.
Perjalanan
Pertama Menggunakan Kapal Ferry dari Dumai Menuju Batam
Masih lekat
dibenak saya kala menggunakan kapal ferry untuk pertama kalinya. Ketika itu
usia saya masih enam belas tahun, sedang tujuan saya adalah dari
Padangsidimpuan menuju Batam. Saya berangkat dari Padangsidimpuan pukul 20.00
Wib menggunakan bus, dan berhasil tiba di Dumai kurang lebih pukul 06.30 WIB.
Setelah membeli tiket ke Batam seharga Rp320.000 (kalau saya tak salah ingat), barulah
saya dan penumpang lainnya berangkat dengan kapal ferry dari pelabuhan Dumai.
Tidak seperti perjalanan jalur darat yang sering molor, jalur laut menurut
saya berangkat sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pukul 07.00 Wib kapal ferry
pun berangkat meninggalkan pelabuhan.
Menikmati Semilir Angin Bersama Nyanyian Ombak |
Salah satu yang membuat saya surprise, ada banyak pedagang yang menjajakan dagangannya di dalam ferry ini. Dengan Rp 10.000, sarapan nasi goreng berhasil saya dapatkan. Rasanya? Tak kalah enak dengan yang dijual di daratan. Belum lagi harganya yang sangat terjangkau. Biasanya pedagang ini hadir kala kapal belum berangkat atau tengah beristirahat alias menurunkan penumpang yang turun di persinggahan, yakni Bengkalis, Selat Panjang, dan Tanjung Balai Karimun. Itu artinya, tak perlu takut lapar sebab ada banyak jenis makanan yang dijajakan.
Di dalam kapal ferry, saya bisa berinteraksi dengan banyak orang, dengan beragam suku, usia, pekerjaan, dan lainnya. Bagi saya, hal ini sangat fantastis. Memiliki teman baru, bahkan di antara mereka ada yang dengan sukarela curcol alias curhat colongan kepada saya. Padahal baru kenalan beberapa menit yang lalu. Hal ini yang tidak saya dapatkan ketika melakukan perjalanan melalui jalur darat dan udara.
Di dalam kapal ferry, saya bisa berinteraksi dengan banyak orang, dengan beragam suku, usia, pekerjaan, dan lainnya. Bagi saya, hal ini sangat fantastis. Memiliki teman baru, bahkan di antara mereka ada yang dengan sukarela curcol alias curhat colongan kepada saya. Padahal baru kenalan beberapa menit yang lalu. Hal ini yang tidak saya dapatkan ketika melakukan perjalanan melalui jalur darat dan udara.
Perjalanan menuju Batam ternyata tidak secepat yang saya kira. Berangkat pukul 07.00 Wib, namun berhasil tiba di tujuan pada pukul 15.00 Wib. Cukup lama. Kalau perjalanan di kapal ferry tidak dinikmati, tentu akan terasa bosan dan melelahkan. Untunglah saya merupakan tipikal penumpang yang tidak pernah memiliki masalah diperjalanan. Jadi, sepanjang perjalanan, saya tidak mau menghabiskan waktu dengan tidur. Sayang, dong!
Hanya saja saya tidak pernah menyangka kalau di dalam kapal ferry, suhu ruangannya sangat dingin! AC nya benar-benar berhasil membuat saya menggigil. Padahal penumpang lainnya lalu lalang menggunakan pakaian minim, namun mereka tetap terlihat enjoy. Mungkin karena saya memang tidak terbiasa melakukan aktivitas di ruangan berAC. Jadi, jaket tebal pun menempel di badan saya. Tak peduli pandangan orang. Yang penting, saya tidak boleh mati gaya! Hihi
Hanya saja saya tidak pernah menyangka kalau di dalam kapal ferry, suhu ruangannya sangat dingin! AC nya benar-benar berhasil membuat saya menggigil. Padahal penumpang lainnya lalu lalang menggunakan pakaian minim, namun mereka tetap terlihat enjoy. Mungkin karena saya memang tidak terbiasa melakukan aktivitas di ruangan berAC. Jadi, jaket tebal pun menempel di badan saya. Tak peduli pandangan orang. Yang penting, saya tidak boleh mati gaya! Hihi
Jepret Cantik di Atas Kapal Ferry |
Salah satu
hobby saya adalah menonton film. Makanya ketika kapal ferry ini memberikan
pelayanan nonton gratis dengan berbagai film yang terbilang keren, saya sangat
suka. Film satu dan lainnya terus diputar, untuk menciptakan suasana nyaman di
dalam kapal.
Setelah lelah
menonton, barulah saya berjalan mondar-mandir. Tujuannya sih agar pegal dibadan
hilang seketika. Soalnya sudah duduk berpuluh jam selama perjalanan dari
kampung tercinta. Waktu itu saya penasaran karena ada banyak penumpang yang
turun dari atas melalui tangga. Saya pun bertanya pada salah satu kru, apa yang
ada di atas sana. Polos banget saya waktu itu, ya. Hehehe.
Ternyata di
atas sana, penumpang bisa menikmati keindahan laut beserta isinya. Ya ampun!!
Kok saya baru tahu? Padahal saya sudah setengah perjalanan menuju Batam. Wajar
sih, saya kelamaan nonton. Hihi.
Menikmati Perjalanan Bersama Keluarga dengan Kapal Ferry |
Bersyukur
juga bisa naik ke atas kapal untuk menikmati keindahan laut bersama penumpang
lainnya. Saya masih ingat, bahwa saya merupakan penumpang perempuan
satu-satunya di sana. Kata beberapa penumpang lainnya, kebanyakan penumpang perempuan
tidak tahan melihat hamparan laut dengan waktu lama serta angin yang berembus
kencang.
Maha Besar
Allah beserta seluruh ciptaannya.
Pemandangan ini sangat luar biasa.
Nikmat Allah
ini sangat mengagumkan.
Saya bersyukur bisa melihat hamparan laut ciptaan
Allah.
Melihat
hamparan laut melalui jendela kapal ferry yang ada di dalam ruangan sangat
berbeda dibanding melihat langsung di atas kapal. Jadi, ketika melakukan
perjalanan naik ferry, jangan sia-siakan kesempatan ini.
Setelah
perjalanan pertama itu, saya kembali melakukan perjalanan menggunakan ferry
setiap menuju Batam. Kadang seorang diri, kadang bersama adik, kadang bersama orangtua,
dan kadang beramai-ramai bersama sanak saudara. #AsyiknyaNaikFerry tidak akan
pernah saya lupakan.
Tiba di Tujuan, Namun Perjalanan Belum Usai di sini |
Menyebang
dari Bekauheni menuju ASDP Indonesia Ferry Merak Banten
Pertama kali
ke Jakarta, saya melakukan perjalanan darat, yang kemudian di tengah perjalanan
harus melakukan penyeberangan dari Pelabuhan Bekauheni menuju Pelabuhan Merak
Banten. Waktu itu usia saya masih tujuh belas tahun dan saya berangkat dari
kampung halaman menuju Jakarta seorang diri. Tujuannya sih menghabiskan waktu
liburan semester bersama saudara.
Dag dig dug
tetap saya rasakan meski sebelumnya sudah pernah naik ferry menuju Batam. Perbedaannya,
penyeberangan menggunakan ferry kali ini terjadi pada malam hari, dengan
penumpang yang jauh lebih banyak dibanding pengalaman saya menuju Batam.
Hamparan laut
dengan sorot lampu membuat perjalanan terasa menyenangkan. Belum lagi kerlip
bintang nun jauh di sana yang menambah keromantisan malam itu. #AsyiknyaNaikFerry
tidak akan pernah saya lupakan.
Asyiknya
Naik Ferry Batam – Singapura di Malam Hari
Perjalanan
naik ferry selanjutnya yang saya rasakan adalah ketika berangkat menuju
Singapura bersama keluarga. Menurut saya, perjalanan ke luar negeri dengan
kapal ferry kali ini jauh lebih nyaman, rapi, dan teratur. Penumpangnya juga
lebih dewasa dibanding perjalanan sebelumnya yang saya rasakan.
Sebelum Ferry Melaju, Kita Selpih Cantik Dulu |
Bukan saya
tidak suka dengan penumpang yang bising. Bukan. Malah saya menikmati itu ketika
melakukan perjalanan ferry dari Dumai menuju Batam. Saya rasa, kalau suasana
terlalu hening, malah perjalanan akan terasa membosankan. Lain hal
ketika menuju Singapura yang tidak memakan waktu banyak. Jadi, rasanya sangat
sempurna.
Menikmati bangunan-bangunan
pencakar langit yang membuat bibir ini tidak lelah bertasbih. Perjalanan pergi
dan pulang sama-sama istimewa. Pas pulang, keindahan laut yang ditambah dengan
sorot lampu membuat suasana lebih romantis. Kalau punya pasangan, pas banget
dah! Duduk berdua sembari menikmati keindahan hamparan laut di malam hari. Saking
takjubnya, saya sampai tidak sadar kalau kami sudah tiba di tujuan. Hihi. #AsyiknyaNaikFerry
tidak akan pernah saya lupakan.
Gedung Pencakar Langit di Pelupuk Mata |
Pesan Tiket Enggak Pakai Ribet di ASDP Indonesia
Ada beberapa teman yang berkata pada saya bahwa memesan tiket kapal ferry di ASDP terbilang rumit. Guys, hal itu sama sekali tidak benar. Mesan tiket di sini semudah membalikkan telapak tangan. Hah? Segitu mudahnya? Yup!
Masuk dulu ke website ASDP Indonesia yakni:
https://www.indonesiaferry.co.id/
Step 1
Step 2
Step 3
Jika masih ada yang mengganjal, atau ingin memberi saran, kritik, atau masukan membangun kepada ASDP Indonesia, teman-teman jangan ragu kontak ke sini, ya.
Bagi pecinta traveling, pasti suka banget yang namanya promo perjalanan. Apalagi bila rute perjalanan sudah sangat diimpikan. Meskipun telah terbiasa melakukan perjalanan darat atau udara, mengapa tidak mencoba asyiknya perjalanan laut? Dijamin teman-teman bakalan mendapat sensasi dan pengalaman luar biasa.
Berikut beberapa promo dari ASDP Indonesia yang bisa jadi pilihan teman-teman.
Harapan Saya untuk ASDP Indonesia
ASDP Indonesia memang belum hadir di seluruh penjuru wilayah Indonesia. Saya berharap semoga ke depannya ASDP semakin luas jangkauannya. Misalnya untuk tempat tinggal saya, Sumatera Utara. Daerah tujuan berangkat lebih diperbanyak, agar masyarakat bisa dengan mudah menggunakan transportasi ini.
Yuk share di sini.
Tulisan ini
diikutsertakan dalam “Asyiknya Naik Ferry Blog Competition”
Woow! Aku malah baru tau kau udah sekian kali naik ferry. Aku belom pernah sama sekali. Baca tulisanmu jadi pengen nyoba naik ferry. Asik deh ky nyaaaa. ������
ReplyDeleteHayukkk naik ferry sembari memanjakan mata dengan vitamin sea :)
DeleteKok ada fotoku di situuuu...hihihi
ReplyDeleteDatanglah lg biar naik ferru lg...hehehe
Ahahah kalau ada foto kakak, mana tahu jadi salah satu pemenang :D
Deletewaaa tulisan yg keren.in syaa Allah menang. yap, naik kapal ferry memang menyenangkan. seru dan fasilitas memuaskan. bersih lagi kan? kk berapa x ya naik ferry?Lampung-cilegon,lampung-jakarta, terakhir tanjung balai-malaysia.lupa itungannya, haha...
ReplyDeleteapalagi kalo gak ombak besar.kerenlah pokoknya.. hehe
Kereeeeen kan kak'e. Wahh baru tahu Eva ada juga ferry dari Tanjung Balai ke Malaysia. Semoga kita bisa jalan-jalan lagi ya kakak.
DeleteIn syaa Allah ada rezeki dan langkah
DeletePulau Pahawangggggg!!!!
ReplyDeleteReady to go :D
seru yahh naik feri, pengalaman yang beda pastinya.. tapi saya suka mabuk laut jadi ya suka deg2an aja kalau naik feri lagi hehehe
ReplyDeletehihihi. Saya juga awalnya hampir mabuk laut, Mbak.
Deleteseru banget naik ferry bisa merasakan udara laut dan keindahan alam Indonesia yah mbk
ReplyDelete