Juara III Lomba Menulis Karya Tulis Ilmiah dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-68 Tingkat Kota Padangsidimpuan pada tahun 2013.
MENCIPTAKAN KEMENTERIAN AGAMA YANG AMANAH DAN PROFESIONAL, AWALI DENGAN MEMAHAMI DIRI SENDIRI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Zaman sekarang ini di
mata masyarakat Indonesia Kemenag merupakan sebuah instansi yang dekat dengan
kasus korupsi. Padahal tidak semua orang yang berada di dalamnya melakukan hal
tersebut. Untuk itu Penulis memilih tema Menciptakan Kemenag yang amanah dan
profesional. Dengan cara yang mudah yakni mengenali diri sendiri terlebih
dahulu sebelum benar-benar terjun dalam pekerjaan tersebut. Insya Allah apapun itu
bila sudah mengenali diri dengan baik maka hasil yang didapatkan hasil yang
maksimal.
B.
Batasan Masalah
Karya tulis ilmiah ini hanya dibatasi
seputar menciptakan Kemenag yang amanah dan professional dengan cara memahami
diri sendiri.
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah
untuk membantu menciptakan Kementerian Agama yang Amanah dan Profesional.
D.
Metode
Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam
pembuatan tulisan ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan
Data, sebelum membuat penulisan ini, penulis mencari berbagai hal yang
berhubungan dengan judul yang akan di
ambil melalui media internet.
2. Menganalisa
Data, setelah data terkumpul hal yang selanjutnya dilakukan penulis adalah
mempelajari lebih lanjut mengenai data tersebut juga menganalisa keakuratan dan
kepentingan data.
BAB
II
PEMBAHASAN
Menciptakan Kementerian Agama
(Kemenag) yang amanah dan professional bukanlah sebuah perkara mudah. Namun
tidak bisa juga dikatakan sebagai perkara susah. Salah satu penyebabnya adalah
pikiran masyarakat sudah ter-mindset
bahwa Kemenag telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Padahal kemenag
dituntut untuk menjadi penyangga moral masyarakat. Masih teringat jelas
tentang kasus korupsi yang pernah melanda Kemenag. Sejak Kemenag masih bernama
Departemen Agama (Depag), lembaga ini sudah populer sebagai sarang korupsi.
Hingga dikatakan kalau proyek percetakan kitab suci pun turut dikorupsi.
Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) pernah
melakukan survei untuk mengukur indeks integritas instansi pemerintah. Dari 22
instansi pusat yang di survei, Kemenag menduduki peringkat terbawah, artinya
yang paling korup, disebabkan banyaknya praktek suap dan gratifikasi.[1] Tidak ada
instansi yang 100% murni bersih. Namun bagaimana cara untuk mengubah semua itu
hingga tercipta yang amanah dan profesional.
Seperti diketahui
bahwa visi Kemenag adalah sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Menteri
Agama Nomor 2 Tahun 2010 yaitu terwujudnya
masyarat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera
lahir batin. Sedangkan misi yang akan diemban Kemenag adalah :
1. Meningkatkan
kualitas kehidupan beragama.
2. Meningkatkan kualitas kerukukan umat beragama.
3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah,
perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
5. Mewujudkan
tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.
(Keputusan
Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)[2]
Dari visi dan misi
tersebut dibutuhkan kerja keras agar memperoleh hasil yang maksimal. Agar
diperoleh hasil yang sesuai dengan cita-cita ideal tersebut diperlukan sejumlah
syarat, antara
lain:
1. Integritas yang berinti pada kejujuran terhadap kebenaran
dan dalam masalah yang bersangkutan dengan uang.
2. Setia kepala instansi dan kepentingannya, dengan titik
berat pada cita-cita dan komitmen instansi.
3. Berdisiplin kerja yang intinya efektif dalam tugas, dan
tidak dititikberatkan pada peraturan birokratis, tetapi lebih berorientasi pada
tugas.
4. Bersikap
operasional serta mengembangkan segala kemampuan dan keterampilan yang
dipersyaratkan.
Sikap profesional sebagaimana yang tercermin dari visi dan misi di atas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Sikap
intelektual dan berwawasan.
2. Setia
dan berdedikasi kepada profesi yang dilandasi idealisme dan pengabdian.
3. Tuntas
dalam menyelesaikan tugas.
4. Bersikap
terbuka, baik dalam kebenaran pada umumnya maupun terhadap argumentasi dan
sikap berbeda pada khususnya.
5. Mampu bekerja sama tetapi atas dasar kemandirian.
6.
Dalam
mengkritik selalu dilandasi semangat penuh pengertian.
Selain karakter
sebagai dasar asset utama yang paling utama, perlu dikembangkan gaya manajemen
yang tepat untuk menumbuhkan system kerja dan budaya kerja yang disemangati
sikap professional, serta mekanisme birokrasi yang bersifat kreatif, bukan
birokrasi sebagai beban tambahan yang mematikan inisiatif. Sasarannya selalu
mencari sesuatu yang jauh lebih baik untuk memperbesar kemampuan menerjemahkan
sasaran secara konkret, termasuk di dalamnya mengoreksi yang keliru dan
membakukan apa yang sudah baik, mengelaborasi kelebihan yang lain dan meminimalkan
kekurangan.[3]
Yang utama bagi
orang-orang yang ada di dalam kursi kementerian agama adalah kurangnya
kualitas. Mereka seharusnya banyak membaca. Membaca
situasi, membaca buku, membaca karakter, bahkan membaca data. Jadi mereka diwajibkan untuk tahu situasi dan kondisi.
Bisa juga dengan terjun langsung ke lapangan. Seperti saat ini yang sering
dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Jokowi atau Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bapak Dahlan Iskan. Tidak ada
pribadi yang sama di dunia ini meski kembar identik sekali pun.
Keperibadian orang berbeda-beda. Namun semua manusia dilahirkan dengan
rangkaian kekuatan dan kelemahan sendiri, dan tidak ada rumus ajaib yang bisa
bekerja sebagai mukjizat bagi kita semua.
Sebelum
kita mengenal keunikan kita, kita tidak bisa memahami bagaimana orang bisa
duduk dalam seminar yang sama dengan pembicara yang sama dalam jumlah waktu
yang sama pula dan semuanya mencapai tingkat sukses yang berbeda-beda. Kita semua
dilahirkan dengan ciri khas watak sendiri, bahan mentah sendiri, dan jenis batu
sendiri. Jenis batu tidak berubah. Ada yang menjadi marmer, granit dan
sebagainya. Namun meski batu tidak bisa diubah, tetapi bentuknya bisa diubah.
Begitu
juga dengan orang-orang yang ada didalam instansi Kemenag. Keperibadiannya
berbeda-beda. Otomatasis cara penyempaian gagasan dan penyelesaian masalah juga
berbeda-beda. Untuk itu diharuskan kepada masing-masing pribadi untuk mengenali
dirinya lebih jauh. Jika sudah mengenali diri sendiri dengan benar, maka apapun
tugas yang sudah diwewenangkan kepada kita akan terlaksana dengan baik.
Pada hakikatnya
dalam diri setiap manusia terdapat empat tipe
kepribadian, yaitu:
1.
Kepribadian
Sanguinis Populer. Ekstrovert, Membicara
dan Optimis
Kemampuan
orang Sanguinis yang populer untuk
melangsungkan percakapan yang mengasyikkan apakah mengenai sesuatu merupakan
segi plus yang membuat iri hati orang lain; tetapi kalau dibawa sampai ke ujung
yang ekstrim orang Sanguinis yang populer
bicara terus-menerus, memonopoli, menyela, dan menyimpang terlalu jauh dari
kebenaran.
Sanguin adalah orang yang gembira, yang senang hatinya, mudah
untuk membuat orang tertawa, dan bisa memberi semangat pada orang lain. Tapi
kelemahannya adalah dia cenderung impulsive,
yaitu orang yang bertindak sesuai emosi atau keinginannya. Adapun kelebihan
manusia yang memiliki keperibadian Sanguinis
Populer adalah :
a. Orang Sanguinis
suka bicara di depan khalayak ramai, suka dengan keceriaan, paling bisa
mencairkan suasana.
b. Orang Sanguinis
juga biasanya menghindar dari hal-hal yang membosankan, mereka tipikal orang
yang “nyantai aja” artinya jarang menyimpan dendam.
c. Orang
Sanguinis biasanya suka hal-hal yang
spontan dan pintar mengambil inisiatif untuk melakukan sesuatu yang
menyenangkan
Sedangkan kelemahan yang dimiliki manusia yang berkepribadian Sangunis Populer adalah :
- Orang Sanguinis dikenl suka
membesar-besarkan suatu kejadian (istilah jaman sekarang “lebay”) suara & tertawanya
kadang terlalu keras, & sulit untuk diam.
- Orang Sanguinis juga dikenal dalam
bekerja “banyak bicara di awal penuh semangat” tapi dalam prosesnya banyak
melupakan kewajiban.
- Sanguinis
sangat susah tepat waktu karena kebiasaan “nyantai-nya” tadi, mereka juga
suka berubah-ubah pendirian, dan kurang konsisten.
- Orang Sanguinis suka mendominasi percakapan,
suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas, bahkan kadang menuju ke
arah egoistis.[4]
2.
Kepribadian
Melankolis Sempurna. Introvert, Pemikir,
dan Pesimis
Pemikiran
analitis yang mendalam dari orang melankolis yang sempurna merupakan ciri khas
yang jenius, banyak dihormati oleh mereka yang pikirannya lebih dangkal,
walaupun demikian kalau dibawa sampai ke titik ekstrim, dia jadi menyebabkan
kemurungan dan menekan perasaan. Kadangkala bergaul dengan orang melankolis menimbulkan
kebosanan dalam diri kita, semuanya serba teratur dan teliti, segala sesuatu
dikerjakan dengan langkah-langkah yang jelas dan terstruktur. Kalau lama dalam proses pengerjaan bukan karena malas
tetapi karena hasilnya harus sempurna. Ciri-ciri kalau kita bertemu dengan
orang melankolis ini biasanya dilihat dari kamar tidur/kantornya, semuanya
serba rapi, tertib dan terpola (keculai kalau punya asisten/istri yang siap
membereskan arisip-arsip yang berantakan).[5]
3.
Kepribadian
Koleris Sempurna. Introvert, Pemimpi dan
Optimis
Ciri-ciri kekuatan sifat yang dipunyai oleh manusia
berkepribadian Koleris Sempurna adalah
:
- Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif.
- Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan.
- Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target.
- Bebas dan mandiri.
- Berani menghadapi tantangan dan masalah.
- "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih
baik dari hari ini".
- Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat.
- Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas.
- Membuat dan menentukan tujuan.
- Terdorong oleh
tantangan dan tantangan.
- Tidak begitu perlu teman.
- Mau memimpin dan mengorganisasi.
- Biasanya benar dan punya visi ke depan.
- Unggul dalam keadaan darurat.
Sedangkan Ciri-ciri kelemahan sifat yang dipunyai oleh
manusia berkepribadian Koleris Sempurna
adalah :
- Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis).
- Senang memerintah.
- Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai.
- Menyukai kontroversi dan pertengkaran.
- Terlalu kaku dan kuat/ keras.
- Tidak menyukai air
mata dan emosi tidak simpatik.
- Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci.
- Sering membuat keputusan tergesa-gesa.
- Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain.
- Menghalalkan segala
cara demi tercapainya tujuan.
- Workaholics
(kerja adalah "tuhan"-nya).
- Amat sulit mengaku
salah dan meminta maaf.[6]
4.
Kepribadian
Phlegmatis Damai. Introvert,
pengamat, dan pesimis.
Ciri-ciri kekuatan sifat yang dipunyai oleh manusia
berkepribadian Phlegmatis Damai,
adalah :
- Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh.
- Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik.
- Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana.
- Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi).
- Kuat di bidang
administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi.
- Penengah masalah yg
baik.
- Cenderung berusaha menemukan cara termudah.
- Baik di bawah tekanan.
- Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan.
- Rasa humor yg tajam.
- Senang melihat dan mengawasi.
- Berbelaskasihan dan peduli.
- Mudah diajak rukun dan damai.
Sedangkan Ciri-ciri kelemahan sifat yang dipunyai oleh
manusia berkepribadian Phlegmatis Damai
adalah :
a. Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan
baru.
b. Takut dan khawatir.
c. Menghindari konflik dan tanggung jawab.
d. Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar).
e. Terlalu pemalu dan pendiam
f.
Humor
kering dan mengejek (Sarkatis)
g. Kurang berorientasi pada tujuan
h. Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
i.
Lebih
suka sebagai penonton daripada terlibat
j.
Tidak
senang didesak-desak
k. Menunda-nunda / menggantungkan masalah.[7]
Setelah memahami diri
sendiri, mulailah memahami orang lain kemudian mengenalkan diri kepada
masyarat. Melakukan tugas dengan yang sebenar-benarnya. Hal yang perlu
dilakukan oleh team yang ada di dalam
instansi Kemenag adalah :
1. Mulailah
dengan pujian dan penghargaan yang jujur kepada team.
2. Beritahu
kesalahan team dengan cara tidak
langsung.
3. Bicarakan kesalahan Anda sebelum mengkritik team sendiri.
4. Ajukan
pertanyaan sebagai ganti memberi perintah secara langsung.
5. Biarkan
team menyelamatkan muka apabila terjadi
kesalahan.
6. Pujilah
peningkatan sekecil apapun dan pujilah setiap peningkatan kinerja. Tulis dalam
penerimaan dan murah hati dalam penghargaan.
7. Beri team
reputasi yang baik untuk dipenuhi.
8. Gunakan dorongan. Buatlah kesalahan tampak mudah
diperbaiki.
9. Buat team Anda
senang mengerjakan hal yang Anda sarankan.[8]
Ketika hubungan dalam
team sudah terkordinir dengan baik,
maka InsyaAllah tujuan untuk menciptakan Kemenag yang amanah dan professional
tidaklah susah. Namun bila hanya beberapa orang yang menginginkan perubahan,
maka hal itu tidak akan memberikan dampak yang begitu besar dan tujuan yang
ingin dicapai susah untuk mendapatkannya.
Amanah dan
Profesional
Harta, jabatan dan wanita (istri) adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat kelak, jaga dan jalankan dengan baik sehingga semua itu menjadi nikmat dan rahmat, bukan sebuah laknat yang akan menyengsarakan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Namun godaan selalu dengan mudah memperdaya manusia yang lemah imannya.
Tak peduli apapun jabatan atau pekerjaan seseorang, berlakulah amanah dan profesional. Jika ia seorang pejabat, berlakulah amanah dan profesional sebagai seorang pejabat, agar sukses dalam melaksanakan pekerjaan dan bermanfaat bagi umat.
Jika hal itu dilakukan, insya Allah
ia akan diberikan amanah yang lebih besar lagi, tidak perlu kasak-kusuk dan
melakukan cara-cara yang tidak benar.
Begitu juga jika ia
sopir, jalankan pekerjaan itu secara profesional dan amanah. Bisa kita
bayangkan jika seorang sopir bis umum misalnya, jika tidak menjalankan amanah
dan profesional. Ia mabuk dan ugal-ugal membawa bis atau mengantuk di jalan
yang padat lalu lintas, tentu nyawa dan kerugian harta benda yang menjadi
taruhannya akibat kecelakaan yang berpeluang besar terjadi.
Nabi juga berpesan agar
suatu pekerjaan atau jabatan diberikan kepada ahlinya. “Berikanlah suatu
pekerjaan kepada ahlinya, bila suatu pekerjaan diberikan bukan kepada ahlinya,
maka tunggulah kehancurannya.” (HR Bukhari dan Muslim). Maksudnya berikan
jabatan atau pekerjaan itu kepada orang yang bersikap amanah dan mampu bekerja
secara profesional.
Banyak contoh yang
telah terjadi, akibat lalai, kesalahan kecil yang dianggap sepele dapat
menimbulkan dampak yang besar bahkan dahsyat.
Sopir yang mengantuk
akibat malam sebelumnya begadang menonton pertandingan sepakbola misalnya, bisa
menimbulkan kecelakaan beruntun yang menyebabkan kehilangan puluhan nyawa. Atau
bisa juga menimbulkan masalah nasional, keguncangan sebuah negara, jika ia
seorang sopir presiden.
Atau kesalahan staf mendisposisi
surat misalnya, bisa berdampak dicopotnya seorang pejabat dan lalu merebak
menjadi isu regional dan berkembang lagi menjadi isu nasional. Penyebabnya
hanya masalah sepele, lalai dan tidak profesional.[9]
Ketika
seseorang sudah mengenali dirinya sendiri, InsyaAllah dia akan bisa menjalankan
tugasnya dengan penuh amanah dan professional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menciptakan Kementerian Agama yang amanah dan
professional dibutuhkan koreksi kepada diri sendiri. Mengenali diri sendiri
lebih dalam dan selanjutnya mengenali keinginan dan kebutuhan masyarakat
sebagai warga negara yang memiliki suatu keyakinan atau
agama. Proses perubahan ini memang membutuhkan waktu dan kesadaran
masing-masing individu dalam kemenag itu sendiri. Namun, bila hal ini didukung
oleh semua pihak maka imeg sebagai
instansi paling terkorup diyakini akan berubah, sehingga masyarakat yakin
kepada Kemenag bahwa intansi yang fokus mengurusi tentang keyakinan dan urusan
agama ini akan berubah menjadi lebih baik ke depannya. Bercita-cita agar bisa
menjadi penyangga moral, panduan yang menyentuh instrinsik dari kedalaman
nurani.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dan
kesimpulan yang dipaparkan di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa
saran yaitu :
1.
Perubahan
kearah yang lebih baik akan dapat terlaksana apabila dimulai dari diri sendiri,
keluarga, lingkungan dan seterusnya masyarakat yang lebih luas lagi.
2.
Kemenag
sebagai instansi yang membidangi urusan agama hendaknya mencerminkan
nilai-nilai luhur yang tercantum dalam ajaran agama, sehingga penyelewengan
yang diharamkan oleh agama tidak akan terulang kembali.
3.
Menciptakan
Kemenang yang amanah dan profesional tidak akan terlaksana bila seluruh
komponen yang ada dalam instansi tersebut tidak saling mendukung. Oleh karena
itu, penulis berharap Kemenag lahir dan tumbuh serta melakukan perubahan secara
profesional dan amanah sesuai dengan ajaran agama kita.
DAFTAR PUSTAKA
Dale Carnegie. 1995. Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain, Binarupa Aksara : Jakarta Barat.
Yurnaldi.
2013. Jurnalisme Kompas. Penerbit IV
Media : Palembang.
http://forum.viva.co.id/korupsi/1331603-korupsi-di-kementerian-agama.html. Diakses pada hari Sabtu, 21 Desember 2013.
http://www.kemenag.go.id/#. Diakses pada hari Sabu, 21 Desember 2013.
http://alluakima.wordpress.com/personality-plus/Sanguinis/. Diakses pada hari Selasa, 24 Desember 2013.
http://alluakima.wordpress.com/personality-plus/Melankolis/ Diakses pada hari Selasa, 24 Desember 2013.
http://faridhanotes.blogspot.com/2013/04/Sanguinis-populer-melankolis-sempurna.html. Diakses pada hari Selasa, 24 Desember 2013.
http://alhikmah.ac.id/2013/amanah-dan-profesional/.
Diakses pada hari Selasa, 24 Desember 2013.
[1]
http://forum.viva.co.id/korupsi/1331603-korupsi-di-kementerian-agama.html
[2]
http://www.kemenag.go.id/#
[3] Yurnaldi, Jurnalisme Kompas, Penerbit IV Media,
Palembang 2013.
[4]
http://alluakima.wordpress.com/personality-plus/sanguinis/
[5]
http://alluakima.wordpress.com/personality-plus/melankolis/
[6]
http://faridhanotes.blogspot.com/2013/04/sanguinis-populer-melankolis-sempurna.html
[7]
http://faridhanotes.blogspot.com/2013/04/sanguinis-populer-melankolis-sempurna.html
[8] Dale Carnegie, Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi
Orang Lain, Binarupa Aksara, Jakarta Barat 1995.
[9]
http://alhikmah.ac.id/2013/amanah-dan-profesional/
No comments:
Post a Comment