Sumber Foto : http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/403A9FD9-2EF5-E011-A2C2-21DA23805AC1 |
Eva Riyanty Lubis
Jika waktu dan kesempatan masih ada, tuntutlah ilmu sebanyak mungkin. Jangan sampai orang lain menguasai negeri ini karena minimnya pendidikan kita, masyarakat asli Indonesia.
Pendidikan
merupakan poin penting dalam meningkatkan kualitas masyarakat sekaligus negara.
Itu artinya, maju tidaknya suatu negara dapat dilihat melalui keseriusan
pemerintah mengelola pendidikan.
“Kon ginjang do sikola niba so jadi alak[1],” ucap Emak. Saking seringnya kalimat ini beliau lontarkan, putra-putrinya sampai hapal luar kepala. Beliau paling kesal pada anak yang malas belajar dan memilih bolos sekolah. Apalagi bertemu orang tua yang menganggap pendidikan bukan hal penting.
Seiring
berkembangnya zaman, sudah semakin banyak orang tua yang menganggap pendidikan
merupakan salah satu tangga untuk mencapai kesuksesan. Sebut saja orang tua
saya. Meski lahir dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, beliau selalu
mengingatkan putra-putrinya untuk terus belajar. Menuntut ilmu setinggi mungkin
agar impian dapat diraih. Padahal kalau dilihat dari kondisi ekonomi, tidak
memungkinkan rasanya untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang universitas.
Tapi beliau yakin, Allah selalu memberi kemudahan pada hamba-Nya yang berjuang
menuntut ilmu. Tidak masalah miskin harta, asal berpendidikan. Anak-anak
‘dipaksa’ harus jadi sarjana. Jangan mengulang hal sama seperti kebanyakan
orang tua dulu, yang menganggap pendidikan bukan hal penting.
Ada
penyesalan di lubuk hati terdalam ibu saya, mengapa dulu tidak berhasil
menuntaskan pendidikan di jenjang universitas. Padahal kalau beliau berjuang
sedikit lagi, meski dengan ekonomi terbatas, impiannya menjadi seorang pegawai
pemerintah mungkin bisa diraih. Itulah mengapa ia mewajibkan putra-putrinya
semangat meraih ilmu. Salah satunya agar tak muncul penyesalan dikemudian hari.
YPBU-SIT Bunayya Padangsidimpuan
Sebagai orang tua, pasti ingin anaknya meraih pendidikan di sekolah terbaik. Fasilitas sekolah yang mumpuni, guru yang menguasai mata pelajaran yang ia ajarkan sekaligus mengajar dengan baik. Mengajar dengan baik ini seperti apa? Teringat pas saya sekolah dulu, bertemu beragam tipe guru. Ada yang hobinya menyuruh murid mencatat sampai tangan pegal, ada yang doyan ngasih PR menggunung, ada pula yang hobi menghukum murid bila melakukan kesalahan. Tentu tidak semua guru seperti ini. Ada beberapa guru yang hingga kini tetap berkesan di hati saya. Mereka mengajar penuh totalitas. Menganggap murid tidak sekadar murid, namun juga sebagai teman dan sahabat. Sistem mengajar kaku tidak dimainkan. Murid-murid dapat menikmati proses belajar dengan menyenangkan.
Di zaman era
digital ini, pendidikan berbasis agama merupakan pilihan terbaik buat
anak-anak. Jadi, dunia dan akhirat mendapat porsi sama. Sering kita menemukan
anak-anak yang pintar akademik, namun tidak memiliki sopan santun. Padahal, ini
jauh lebih pending dibanding pengetahuan akademik yang ia kuasai.
YPBU-SIT Bunayya
Padangsidimpuan hadir menjawab keresahan para orang tua. Alhamdulillah di
usianya yang kian matang, eksistensinya pun semakin berkibar hingga luar kota
Padangsidimpuan. Saya sendiri sudah bercita-cita memasukkan anak saya ke sekolah
ini sejak ia masih di dalam kandungan. Beberapa teman mengatakan kalau saya
terlalu ngimpi. Anak masih bayi,
namun pendidikannya sudah dipikirkan. Ya! Bagi saya ini wajib hukumnya. Kalau
bukan orang tuanya yang memikirkan pendidikan anaknya kelak, lantas siapa?
Kalau sekolah
sekadar sekolah tanpa memperhatikan kualitas sekolah itu sendiri, hasil yang
diperoleh anak tidak akan sesuai harapan kita sebagai orang tua. Pendidikan
adalah motor perubahan, maka pilihlah sekolah yang paling baik di antara yang
yang terbaik.
YPBU-SIT Bunayya, Bersemi di Masa Pandemi
Munculnya pandemi Covid-19 berdampak di segala bidang, khususnya pendidikan. Proses belajar-mengajar yang biasanya tatap muka, dialihkan menjadi daring. Ada rasa sedih, sebab proses belajar seperti ini belum terasa nyaman bagi anak-anak. Orang tua juga turut kewalahan dengan tugas anak yang mau tak mau harus ikut membantu. Apalagi tak semua orang tua dan anak memiliki gadget. Tapi keadaan membuat semuanya harus mengikuti aturan ini. Secara tidak langsung pandemi Covid-19 memaksa kita untuk melek teknologi. Mulai dari yang muda hingga tua. Sebab segala sesuatunya lebih banyak dilakukan secara online, khususnya pendidikan.
Beruntungnya
anak-anak, YPBU-SIT Bunayya menjadikan
sekolah daring tetap asik dan menyenangkan.
Apalagi pengajar, para ustadz dan ustadzah membimbing murid sebaik mungkin.
Jadi, tidak ada alasan proses belajar-mengajar terhambat meski kondisi pandemi
Covid-19 seperti saat ini.
Semoga YPBU-SIT
Bunayya terus berkibar hingga tahun demi tahun berganti nama. Menjadi sekolah
terbaik yang mampu mendidik anak menjadi generasi Rabbani. Amin Amin ya Robbal
Alamin.
Padangsidimpuan, 04 Desember 2020
No comments:
Post a Comment