Selamat Hari Ibu, Mama.
Harian Analisa Medan.
Rubrik Taman Riang.
Minggu, 23 November 2014.
SELAMAT HARI IBU, MAMA
Eva
Riyanty Lubis
Susi sedang asyik dengan komik yang baru dia beli.
Tiba-tiba…
“Susiiiiiiiiiiiiiii….”
Teriakan Mama menggema di seluruh sudut rumah. Padahal Mama
memanggil Susi dari ruangan keluarga. Jam segini biasanya Mama baru pulang
ngajar di SMP Melati. Sekolahnya tidak begitu jauh dari SD Susi.
Susi
hanya terkikik geli dan sama sekali tidak berniat untuk menyahuti panggilan Mama.
Dia semakin larut dengan komik di tangannya. Susi sudah terbiasa mendengar
omelan mama. Jadi Susi hanya menanggapinya dengan santai.
“Susi,
jangan baca komik terus! Ayo kerjakan PR mu! Susi kenapa nilaimu selalu turun?
Ibu sampai ditelpon wali kelasmu. Ibu malu, Susi. Belajar yang rajin dong!
Meski Mama nggak ada di rumah, kan, Susi bisa belajar dengan Kak Venny. Kalau
lagi sendirian di rumah jangan lupa kunci pintu. Jangan masak sendiri kalau
tidak ada orang dewasa yang menamani. Bisa bahaya! Susi jangan ini… jangan
itu…” Susi terkikik membayangkan omelan-omelan Mama yang tidak ada habisnya itu.
Tiba-tiba
Mama sudah sampai di pintu kamar Susi, sambil geleng-geleng karena tingkah Susi yang tidak pernah berubah. Susi
hanya nyengir kuda melihat kedatangan Mama di hadapannya.
“Susiii….
Sudah berapa kali Mama bilang, kamu nggak boleh baca komik sebelum belajar dan
mengerjakan tugas sekolahmu!” Mama meraih komik yang Susi sembunyikan ke dalam
buku paket sekolahnya.
“Kan cuma
sebentar, Mama. Kalau komiknya sudah selesai dibaca, Susi langsung belajar
kok!” jawab Susi berkilah.
“Belajar
dulu, baru baca komik. Susi mau komiknya Mama buang ke gudang? Mama nggak suka
lho kalau Susi nggak mau dengar kata Mama. Kalau Susi terus-terusan seperti
ini, nilai Susi bakalan anjlok bahkan bisa nggak naik kelas! Susi mau tinggal
kelas?”
Susi
menggeleng-gelengkan kepalanya.
Keesokan
harinya Susi sudah lupa dengan janjinya pada Mama. Di sekolah Susi tetap asyik
dengan komiknya. Semua pelajaran yang diterangkan oleh guru tidak ada yang
masuk ke dalam pikirannya.
Pulang
sekolah bukannya langsung pulang ke rumah, Susi malah berjalan kaki menuju toko
buku. Uang jajan yang dia kumpul selama seminggu langsung ludes berganti dengan
komik baru.
Mama
terus mengomeli Susi. Tapi Susi tetap saja tidak berubah. Dia berjanji untuk
tidak mengulagi kesalahannya di depan Mama. Tapi setelah Mama tidak ada di
sekitar Susi, Susi langsung asyik dengan komik barunya.
Di
sekolah teman-teman Susi sedang asyik berbincang masalah hari ibu. Susi sendiri
tidak tahu menahu.
“Pokoknya
aku mau kasih kado yang spesial sama ibuku. Aku, kan, sayang banget sama ibu,” sahut
Rena dengan senyum sumringah.
“Kalau
aku pengen kasih baju baru sama Mama. Aku sudah nabung dari sebulan yang lalu,”
balas Fika.
“Kalau
aku mau beliin kerudung. Soalnya ibu cantik banget pakai kerudung,” tambah
Sheila.
Mereka masih asyik dengan kado untuk
ibunya masing-masing. Pasalnya tak lama lagi Peringatan Hari Ibu akan
dirayakan, yakni setiap tanggal 22 Desember di Indonesia. Meskipun Susi tidak
ikut bergabung berbincang dengan teman-temannya, tapi sejujurnya Susi turut
mendengarkan pembicaraan teman-temannya itu.
Dalam hati Susi juga memikirkan
hendak memberi kado apa sama Mama.
Sepulang sekolah Susi mendapati Mama
tengah terbaring lemah di kursi tamu. Susi yang panik langsung mendekati Mama.
“Mama ada apa?” tanya Susi dengan
wajah khawatir.
Mama menggelengkan kepalanya. Detik
kemudian Kak Venny dan Papa sudah datang kemudian membawa Mama ke rumah sakit.
Susi menangis sesegukan. Ada apa dengan Mama?
Di rumah
sakit Mama terbaring lemah. Ternyata Mama terkena anemia. Kurang darah dan
kecapekan. Susi sedih melihat kondisi Mama yang seperti itu. Soalnya Mama
jarang sakit.
Lusa
adalah hari yang diperingati sebagai hari ibu. Meskipun sekarang Mama sudah
istirahat di rumah, Susi masih sedih karena tidak bisa memberikan apa-apa pada
Mama. Semua uang jajan dan tabungan telah dia belikan komik.
Sebelum
adzan subuh berkumandang, Susi sudah bangun dari tidurnya. Hal yang belum
pernah dia lakukan sebelumnya. Lalu Susi membersihkan tempat tidur, menyapu
rumah, membuka jendela, mengepel, sholat, dan kemudian berpakaian seragam
lengkap.
Mama
yang mendapati Susi sudah rapi tersenyum bahagia. Susi berlari ke arah Mama.
“Selamat
hari ibu ya Mamaku sayang. Meski hari ini diperingati sebagai hari ibu, bagi
Susi setiap hari adalah hari ibu. Susi sayang Mama. Maafin tingkah laku Susi
yang udah buat Mama kesal. Susi janji akan jadi anak yang baik. Tapi Susi minta
maaf nggak bisa ngasih apa-apa sama Mama. Uang Susi habis beli komik,” Susi
menunjukkan wajah penuh penyesalan.
Mama
tersenyum senang mendengar ucapan Susi, “Aduh anak Mama udah gede sekarang.
Mama bahagiaaa sekali. Mama juga sayang sama Susi. Terima kasih ucapan hari
ibunya ya Sayang. Itu membuat Mama terharu. Mama tunggu pembuktian Susi untuk
jadi anak yang baik.”
0 Comments