How You Life Your Life

Seorang Istri dan Ibu Berhak Bahagia

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Selamat siang teman-teman semua...

Kenangan 2015 saat belum menjadi istri dan seorang ibu.


Setelah hampir satu bulan tak menorehkan kata demi kata di rumah maya ini, saya kembali hadir. Ada banyak kisah yang setiap harinya berhasil dilalui. Suka duka silih berganti. Tak jarang air mata menganak sungai. Melepaskan semua penat dan lelah. 


Kali ini hanya ingin berbagi isi hati. Betapa tak mudahnya menjadi seorang istri sekaligus ibu bagi anak-anak. Benar-benar tak mudah. Kalau kata mereka jadi istri dan ibu itu gampang apalagi yang full IRT, maka saya tak berpendapat demikian. Mungkin mudah kalau embel-embel itu hanya sekadar embel-embel. Padahal ada banyak tanggung jawab di sana. 


Bukan saya mengeluh. Bukan pula saya merasa paling malang di dunia. Tak seperti itu. Menjadi istri dan menemukan pendamping yang mampu mencintaimu setulus hati adalah hal luar biasa membahagiakan. Apalagi memiliki buah hati. Sungguh, ini anugerah yang tak bisa digantikan dengan apapun.


Tapi sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, saya terkadang ingin ngeluh atau minimal teriak-lah.  


"Ah, lebay!"


"Ah, drama!"


"Bukan cuma kamu aja yang jadi istri dan ibu!"


Ya, tentu bukan hanya saya, dan torehan kata ini pun tidak melulu fokus di saya. Ketika ada masalah dalam rumah tangga, bahkan yang tergolong sepele, ada baiknya tidak dibesar-besarkan. Mari saling memaafkan. Tidak ada teriakan, tidak ada mata melotot tajam seperti bukan dirimu, tidak ada diam yang membuat suasana hening sekaligus menegangkan. 


Jujur, saya pribadi tak kuat dengar teriakan penuh amarah. Tak kuat dengar orang berantam, adu mulut, adu jotos, dan lainnya. Jantung saya langsung berdebar kencang, perut seperti dihujam paku, dan kepala pusing tujuh keliling. 



Ketika kamu menerima dia menjadi pasangan hidupmu, maka perlakukanlah dia dengan baik.

Ketika dia melakukan kesalahan, maka ingatkan dengan lembut.

Ketika dia terlihat lelah, bisikkan kata sayang atau rindu.

Ketika kamu tak menginginkannya lagi, maka pulangkan ia pada orang tuanya.

Jangan torehkan luka mendalam. Apalagi atas sesuatu kesalahan yang tak ia perbuat.


Suami dan istri harus berjalan beriringan dan membangun rumah tangga bersama.

Bukan suami melulu yang harus jadi pemimpin sedangkan istri tak boleh berkutik.


Istrimu adalah orang yang paling tahu kamu bagaimana.

Suka duka telah kalian lalui bersama.

Lain hal kalau ia hanya ingin berada di saat senang, lari di saat susah.

Coba ingat-ingat kembali masa indah yang telah kalian lalui bersama. 


Menjadi IRT, tak mudah, kawan!

Pekerjaan rumah tak pernah ada habisnya. 

Ngurus anak, menemani anak, membimbing anak, butuh kesiapan ilmu dan mental.

Suami istri harus saling membantu.

Jangan karena suami sudah cari nafkah, sampai rumah kerjaannya tidur mulu or nonton YouTube.


C'mon, perempuan juga bisa lelah.

Butuh pundak untuk bersandar.

Butuh kalimat positif untuk menyemangati.

Butuh belaian yang membuatmu merasa disayang dan terlindugi.


Hukum sebab akibat itu berlaku.

Yang namanya sepihak, pasti nggak mengasikkan.

Lama-lama hubungan bakalan hambar hingga tak berarti apa lagi. 


Saya punya beberapa kenalan yang hidupnya tak lagi hidupnya.

Sebut saja si A, seorang istri dan ibu dari dua bocah perempuan. Setiap melakukan kesalahan, bahkan hal sepele seperti lupa membeli sabun mandi, maka dengan gampangnya si suami melakukan KDRT padanya. Pernah pula nyaris dibunuh.


Sebut saja si B, seorang istri dan ibu dari lima anak. Harus berjuang mati-matian menghidupi keluarganya sedangkan sang suami sibuk tebar pesona kepada para wanita di luar sana. 


Sebut saja si C, seorang ibu dari empat anak yang ditinggal pergi suaminya menghadap Sang Pencipta. Menjadi janda diusia relatif muda, ia juga harus bertanggung jawab dengan hutang suami dengan jumlah fantastis, padahal semasa hidupnya ia tak pernah mengetahui hutang tersebut.


Sebut saja si D, seorang istri dan ibu yang selalu tampak bahagia dengan keluarganya. Segala kisah kebahagiaan mereka dituliskan di sosmed. Ternyata oh ternyata, banyak luka menganga di sana. 



Sebagai pasangan suami istri,

mari kita saling mendukung, mendoakan, menyayangi, memberi semangat, mengingatkan dengan kalimat baik.

 

Baik buruknya keluarga kita, kita yang menciptakan. 

Orang tua yang sering berantam bakalan berimbas pada tumbuh kembang anak. 


Akhir kata, seorang istri dan ibu berhak bahagia.

Sudahkah kamu membahagiakan istrimu?

Sudahkan kamu mengucapkan kata sayang pada ibumu?

Buat pasangan suami istri yang selalu berbahagia, kalian hebat!

Semoga bersama hingga waktu yang memisahkan. 



@EvaRiyantyLubis

Seorang Istri dan Ibu yang mendadak melow menuju 29.

No comments:

Post a Comment