How You Life Your Life

Cerpen - Sebuah Kejutan

doc.pribadi
         

Eva Riyanty Lubis ~

“Nggak, Mama. Va nggak mau nikah. Va masih muda. Kuliah aja belum kelar. Masa Mama tega nyuruh Va nikah muda sih? Mama udah nggak mau Va tinggal di rumah ini lagi?” Va menatap ibunya dengan wajah sendu. Kristal bening tampak ingin meluncur di sudut matanya yang sipit.

Wanita paruh baya itu menghembuskan napas, panjang. Dengan lembut dia menyentuh punggung tangan putrinya yang sudah membuang pandangan darinya.

“Mama sayang sama kamu, Va. Mama ngelakuin ini karena menurut Mama ini yang terbaik buat kamu.” Ujar wanita itu lembut.

Va kembali menoleh. “Ma, Va masih ingin mengejar cita-cita. Lagian sampai sekarang Va nggak pernah pacaran. Jadi Mama nggak usah takut kalau Va bakalan macem-macem di luar sana. Va bisa jaga diri, Ma.” Va memelas.

“Mama percaya padamu, Va. Tapi, tidakkah kamu ingin menyempurnakan agamamu? Cita-cita itu bisa diraih walau kelak Va udah nikah.”

“Nikah bukan sesuatu yang mudah, Ma. Bukan main-main,” Va menyergit.

“Mama tahu, Va. Dan dulu Mama menyesal karena terlalu lama menikah. Seperti kamu, berambisi penuh mengejar cita-cita. Tidakkah kamu lihat kini Mama kesepian? Usia memutuskan segalanya. Papamu hanya bisa menemani Mama selama sepuluh tahun. Dia bahkan tidak sempat melihatmu dewasa, Va.”

Va meringis.

“Percaya pada Mama, Va. Kamu akan suka dengan calon suamimu. Dan mungkin ini akan menjadi kejutan terindah untukmu, Va.” Wanita itu menatap Va lembut.

Malam itu kediaman Ibu Erni tampak ramai. Lampu warni-warni membuat suasana semakin indah. Apalagi bintang bertebaran dengan kerlap-kerlipnya yang memukau di langit. Seakan ikut merasakan kegembiraan.

“Turunlah, Va. Mereka telah menunggumu.”

“Hatiku merasa gundah, Ma.”

“Berdoalah, semuanya akan baik-baik saja.” Ujar wanita itu seraya tersenyum manis.

Sesampainya di ruang keluarga

“Asra,” Va menatap lelaki di hadapannnya dengan tampang terkejut.

Lelaki yang selalu mengusik relung hatinya. Bahkan hingga kini ia tidak pernah melupakan semua tentang lelaki itu. Walau sejak tamat SMP mereka tidak pernah berjumpa lagi. Karena Asra memilih melanjutkan sekolah ke Mesir.

“Kamu ingin melamar aku?” Tanya Va terbata.

Lelaki itu mengangguk. Tubuh Va bergetar. Dan seketika air matanya tumpah.



Terbit di Smile E-Magz edisi 1, 2012.

No comments:

Post a Comment