How You Life Your Life

Jadi Penulis Keren dan #Bemoreproductive Bersama Xwork


Sumber gambar: https://xwork.co/blog/lomba-blog/

Seiring berjalannya waktu, dunia penerbitan di Indonesia semakin bersinar dan memberikan peluang baru bagi mereka yang memutuskan untuk bergerak dibidang ini. Padahal, beberapa tahun lalu, bisnis ini hanya bisa dijalankan oleh mereka yang memiliki modal besar. Perkembangan tekhnologi memberikan kemudahan bagi siapa saja yang mampu melihat peluang. Alhasil, siapa saja bisa membuka penerbitannya sendiri dengan modal yang cukup murah dan terjangkau. Tak heran jumlah penulis di Indonesia semakin banyak. Mereka yang mencintai dunia tulis-menulis tidak harus berjuang semaksimal mungkin untuk menjadi bagian dari penerbit mayor yang ada di Indonesia, sebab sudah hadir solusi lain, yakni penerbitan indie yang mampu menerbitkan buku apa saja dalam waktu singkat dengan biaya yang tidak seberapa besar.  

Hal inilah yang menjadi pemicu lahirnya penerbitan indie. Dampak positifnya, siapa saja bisa ‘melahirkan’ buku dengan mudah dan cepat asal memiliki modal yang cukup. Penerbit indie tidak sampai di situ saja. Mereka turut berjuang agar bisa memasuki distributor-distributor besar untuk memasarkan buku. Jadi, tak perlu heran melihat jumlah buku yang melimpah ruah di toko-toko buku besar.

Semakin banyak buku yang dipajang, maka semakin berat pula bersaingan untuk bertahan di ruang display tersebut. Buku-buku dengan penjualan lambat setelah berada di ruang display selama satu hingga tiga bulan, langsung ditendang dari toko buku. Bahkan nama besar penulis berkualitas bisa saja mengalami hal ini. Itu artinya, seorang penulis harus berlomba-lomba untuk menciptakan tulisan bermutu dan terus produktif. Penulis harus terus menulis dan menungkan ide-ide baru dalam tulisannya. Tujuannya agar penulis tetap bisa survive sebab memiliki banyak judul buku setiap tahunnya. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Perumpaaan ini juga berlaku bagi mereka yang memutuskan untuk menjadi penulis buku professional. 

Jika kamu hanya memiliki satu buku terbit dan mengharapkan buku itu terjual sebanyak sepuluh ribu eks dalam enam bulan di Indonesia, percayalah itu sangat sulit. Kecuali tulisanmu sangat fantastis dan kamu memiliki keberuntungan tingkat tinggi sehingga memiliki banyak pembaca. Berbagai promosi kamu lakukan, bahkan bila harus merogoh kocek sedalam mungkin.

Oleh sebab itu, menjadi penulis #BeMoreProductive adalah suatu keharusan. Jika ingin total dalam suatu pekerjaan, maka fokus dan produktiflah. #BeMoreProductive dalam menulis, #BeMoreProductive dalam promosi, #BeMoreProductive berkomunitas, #BeMoreProductive mencari ide-ide baru, dan masih banyak lainnya.

Menjadi seorang penulis #BeMoreProductive, berarti kamu harus mampu bekerja sama yang baik dengan banyak pihak. Sebut saja editor, penerbit, toko buku, pembaca, serta masyarakat luas yang mampu menjadikanmu seorang penulis produktif. Kerja sama yang baik ini mampu membuat penulis terus survive dan menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Kamu harus menyadari bahwa sebanyak apa pun tulisanmu, bahkan bila orang-orang di sekitarmu mengatakan kalau tulisanmu sangat bagus, bila tidak dipublikasikan, maka hal itu tidak akan menjadikanmu penulis #BeMoreProductive. Bahkan seorang penulis yang telah diterbitkan bukunya, bila tidak mendapat apresiasi dari pembaca, maka karirnya bisa tumbang begitu saja.

Artinya, menjadi seorang penulis #BeMoreProductive tidaklah semudah mengedipkan mata. Ada tata cara dan aturan berlaku yang harus diketahui dan dilaksanakan dengan baik.

PENERBITAN BUKU DI INDONESIA
Penerbitan merupakan dunia yang sangat dinamis. Seiring berkembangnya teknologi, berbagai perubahan pun terjadi. Di Indonesia, penerbitan buku sulit mengalami perkembangan sebab tingginya biaya produksi, sedang daya beli masyarakat masih terbilang rendah. Belum lagi harga kertas yang selalu mengalami kenaikan dan menjadikan biaya produksi buku turut meningkat. Tak heran hanya buku-buku yang dibutuhkan masyarakatlah yang lebih banyak diproduksi dan menjadi tren dipasaran. Dampak negatifnya adalah banyaknya tulisan-tulisan bagus yang tidak dipasarkan sebab buku tersebut belum begitu dibutuhkan masyarakat. Ditambah dengan kualitas buku yang kian menurun sebab lebih mementingkan tren pasar.

Meski begitu, kita tetap harus bersyukur sebab masih banyak penerbitan besar di Indonesia yang mampu survive dan meyakinkan penulis Indonesia bahwa pekerjaan ini masih ‘layak’ untuk dijalani. Dalam satu bulan, buku terbit yang ada di Indonesia bisa mencapai angka 1.500 hingga 2.000 judul lho. Angka yang terbilang fantastis.

Punya ruangan kosong dan ingin kerja sama dengan XWORK? Tonton dulu video ini.



PENULIS BUKU DI INDONESIA
Masih banyak masyarakat awam di luar sana yang memandang aneh dengan sebutan profesi sebagai penulis. Saya sendiri mengalaminya. Ketika memutuskan untuk fokus menulis sejak tahun 2014, orang-orang di sekitar saya memandang aneh atas keputusan yang saya ambil. Bagi mereka, menjadi seorang penulis bukanlah profesi yang bisa menjamin kebutuhan hidup. Lain hal bila menulis untuk mengisi waktu luang semata. Menjadi seorang penulis professional bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh kreativitas tingkat tinggi dan tantangan yang harus dijalani. Sama seperti pekerjaan lainnya.


Di Indonesia, ada beragam jenis penulis. Ada penulis makmur, ada pula sebaliknya. Sebenarnya apa pun profesinya, bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, pasti membuahkan hasil yang baik. Hadapi semua tantangan dan rintangan selama menjalani suatu profesi. Insya Allah kelak sukses akan kamu raih.

Buku yang ditulis dengan baik, dari segi ide dan sebagainya. Bisa jadi tidak laku dipasaran. Sedang buku yang ditulis secara cepat, serampangan, penggarapan ala kadarnya, malah bisa melejit dan booming. Mengapa hal itu terjadi? Sebenarnya tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini. Tidak ada yang mengetahui mengapa buku bagus bisa jeblok, sedang buku picisan laris manis di pasaran.

Hal ini harus disadari oleh penulis Indonesia. Prediksi tren pasar tidak selalu tepat. Tak heran pasar buku disebut juga sebagai hutan rimba. Penulis, penerbit, distributor, tidak akan mampu meramalkan buku apa yang bisa laris manis di pasaran. Oleh karena itu, penerbit juga berharap agar penulis yang bukunya diterbitkan agar turut serta membantu memasarkan bukunya dengan gencar. Tujuannya agar penulis dikenal publik dan bukunya bisa menarik minat pembaca.

Andrea Hirata, Dewi Lestari, Mira W, Habiburrahman El Shirazy, Raditya Dika, Asma Nadia, dan berbagai penulis terkenal serta terkaya lainnya adalah mereka yang telah mencicipi suka dan duka dalam dunia kepenulisan. Tidak ada penulis baru yang langsung mencicipi ketenaran. Sama halnya dengan pekerjaan lain, semua butuh usaha dan kerja keras maksimal.

MENJADI PENULIS #BEMOREPRODUCTIVE
Mengapa seorang penulis harus produktif? Memangnya tidak bisa menulis satu buku saja dalam setahun? Bisa saja, asal buku tersebut dicetak ulang berkali-kali. Bila buku dicetak berkali-kali, tentu royalty yang didapatkan sudah bisa mencukupi kebutuhan hidup dalam satu tahun atau lebih. Nah, sayangnya menjual ratusan eks saja untuk satu buku susahnya minta ampun, bagaimana mungkin hanya menuliskan satu buku dalam satu satu tahun? Semakin banyak buku terbit dalam satu tahun, maka akan semakin besar royalty yang diterima. Intinya, tidak hanya fokus menulis, namun seimbangkan juga promosinya.

Menulis satu buku saja susah. Bagaimana bila harus menulis buku lainnya? Ala bisa karena biasa. Manajemen waktu dan disiplin dalam menulis. Awalnya pasti terasa sulit. Namun seiring berjalannya waktu, apalagi bila dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, pasti tak lagi terasa sulit.

BUTUH RUANG MEETING? XWORK SAJA!
Sumber gambar: https://xwork.co/blog/lomba-blog/

Menjadi seorang penulis, kadang kala akan tiba saatnya kita membutuhkan ruang meeting bersama kolega. Daripada sibuk mikirin #RuangMeeting terbaik, mengapa tidak XWORK saja? Ada banyak pilihan dengan beragam harga yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Pengalaman saya yang tinggal di Padangsidimpuan—salah satu kota kecil di Sumatera Utara, sangat sulit menemukan ruang meeting bersama teman-teman penulis. Seperti beberapa saat lalu, ketika kami hendak mengadakan lomba menulis. Beruntunglah kita sebab #XWORK hadir sebagai solusi.

Sumber gambar: https://xwork.co/blog/lomba-blog/

Sebenarnya apa sih XWORK itu? XWORK adalah starup di Indonesia yang menyediakan meetingroom, office room, co-working room, event space, dan virtual office. XWORK tidak hanya ada di ibukota, namun juga hadir di 1.200 lebih ruang yang tersedia di XWORK. Selain itu, XWORK juga hadir dengan membawa kemudahan. Salah satunya kemudahan dalam bertransaksi yang menggunakan sistem SSL. Pemesanan juga bisa dilakukan kapan saja, dengan harga terbaik tanpa tambahan biaya lainnya sebab harga sudah termasuk pajak.

Ketika kamu memesan meeting room di XMORK, maka XWORK akan menjadi pihak ketiga yang mencari business space yang mendukung penulis menjadi #BeMoreProductive. XMORK juga mampu mengorganisir event mingguan atau bulanan, ditambah dengan persediaan makanan dan juga coffee break. Jadi, jangan takut lapar ketika melakukan meeting.

XWORK IN MOBILE
Ada yang baru nih! Bagi kamu yang malas akses XWORK via website, kamu tinggal download aplikasinya di PlayStore, lho. Siapa sih yang tidak memiliki android zaman now? So, download aplikasinya dan pesan ruang meeting, ruang kantor, co-working space, atau ruang apa pun yang kamu inginkan. Hitungan menit, kamu akan berhasil mendapatkan ruang idamanmu. 


Tampilan ketika membuka aplikasi XWORK pada mobile

Pilihan ruangan yang bisa dipesan pada XWORK 



Contoh pemesanan ruang meeting melalui XWORK di Medan Marelan

Gimana? Gampang sekali cara pemesanannya, kan? Lakukan transaksi, ruang yang kamu inginkan pun bisa kamu dapatkan. 
#BeMoreProductive? XWORK-in saja!


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog XWORK!#BeMoreProductive 






No comments:

Post a Comment