“Yang
dimaksud jenius adalah adalah 1% inspirasi dan 99% kerja keras,” ucap Thomas
Alva Edison. Tentu kita setuju dengan pernyataan tersebut. Hal itu juga
dibuktikan oleh salah satu anak bangsa bernama Erni Lubis. Dilahirkan pada desa
kecil, yakni desa Pinarik, Kecamatan Batang Lubu Sutam, Kabupaten Padang Lawas
pada 18 Juli 1983. Pada saat itu, hanya ada sekolah dasar di sana. Jika ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP, maka harus pergi ke Sibuhuan, yang
merupakan ibu kota sekaligus pusat pemerintahan di Padang Lawas. Jarak Pinarik
ke Sibuhuan memakan waktu kurang lebih dua jam. Belum lagi jalanan penuh
bebatuan yang harus dilalui. Benar-benar butuh perjuangan ekstra keras.
Pada saat itu, kebanyakan orangtua
memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan anak-anaknya. Cukup sampai tamat
sekolah dasar. Tak heran anak perempuan yang telah tamat sekolah dasar, sudah
banyak yang menikah. Orang-orang di sana berkeyakinan bahwa perempuan tak perlu
sekolah tinggi sebab ujung-ujungnya hanya menjadi seorang istri yang
pekerjaannya mengurus suami, anak, dan juga rumah.
Erni Lubis merupakan anak kedua dari
delapan bersaudara. Orangtuanya hanya bekerja sebagai penyadap karet di kebun
milik orang lain. Dengan penghasilan minim, mereka sama sekali tidak sanggup
untuk menyekolahkan anak-anak setinggi mungkin. Padahal Erni merupakan siswi
yang sangat cerdas. Terbukti sejak kelas satu hingga menyelesaikan pendidikan
SDnya berhasil memperoleh peringkat pertama.
![]() |
Berangkat kerja! Sumber gambar: Facebook Erni Lubis |
Melihat
kondisi tersebut, Paman Erni yang tinggal di Kota Padangsidimpuan memutuskan
untuk membawa Erni agar tinggal bersama keluarga mereka. Erni pun disekolahkan
hingga SMA. Meski berasal dari kampung kecil, Erni berhasil membuktikan bahwa
dia sanggup bersaing dengan teman-temannya. Berkali-kali Erni memperoleh juara
mulai dari bidang akademik dan olahraga, yakni renang. Paman dan bibi Erni
begitu bangga padanya. Sayangnya, untuk menyekolahkan ke jenjang universitas,
mereka tak lagi mampu. Sebab dua anak paman Erni, sudah mulai besar dan juga
butuh banyak biaya.
Berbekal semangat dan impian, Erni
berangkat merantau menuju Pulau Batam. Tujuannya adalah menjumpai kakak pertama
yang memang sudah merantau terlebih dahulu di sana. Selama setahun tamat SMA,
Erni kerja serabutan. Apa saja dikerjakan yang penting gajinya bisa terkumpul.
Tujuannya agar tahun depan bisa mendaftar kuliah. Perjuangan ikhas memang akan
membuahkan hasil. Akhirnya Erni berhasil masuk kuliah di STMIK Putra Batam
dengan jurusan Manajemen Informasi.
Kuliah sambil bekerja, itu artinya
dia harus sanggup memaksimalkan waktu selama 24 jam tanpa sia-sia. Tak ada kata
menyerah. Tak ada kata mengeluh. Semua dilalui dengan niat dan tekad tinggi.
“Aku pasti bisa mencapai kesuksesan!”
Pagi sampai sore bekerja banting
tulang sebagai karyawan di toko dan perusahaan orang, sedangkan malam untuk
kuliah. Bila teman-teman pergi ke kampus dengan alat transportasi, maka Erni
harus melalui perjalanan sejauh 4 km tersebut dengan berjalan kaki. Tak heran
dia bisa sampai rumah hampir larut malam. Syukurnya sesekali Erni boleh nebeng pulang dengan kawan kampusnya
yang memiliki kendaraan.
![]() |
Bersama pujaan hati. Sumber gambar: Facebook Erni Lubis |
Disaat teman-teman bisa kuliah tanpa
harus memikirkan banyaknya biaya sebab ditanggung orangtua, namun Erni harus
berjuang untuk me-manage
penghasilannya sendiri. Bahkan dari penghasilannya yang belum terbilang
mencukupi kebutuhannya, masih dia sisihkan untuk orangtua dan adik-adik di
kampung.
Tamat kuliah pada tahun 2008, Erni
masih bekerja di perusahaan swasta, sekaligus membuka usaha rental playstation dan counter pulsa. Ketika keadaan ekonominya mulai stabil, perusahaan
tempatnya bekerja malah tutup disebabkan keadaan ekonomi nasional Indonesia
saat itu tengah memburuk. Pada saat yang sama, sang pacar pun menyarankan Erni
untuk mengajukan lamaran PNS yang tengah buka di Kejaksaan.
Awalnya Erni menolak sebab tidak
pernah terbersit dipikirannya untuk menjadi PNS. Tetapi Tuhan memang selalu
memiliki rencana. Tes demi tes pun dia lalui. Sayangnya pada tes terakhir, Erni
dinyatakan tidak lulus. Rezeki memang tidak akan pernah tertukar. Salah satu
perserta yang telah dinyatakan lulus mengundurkan diri sebab diterima di
imigrasi. Secara tak terduga, Erni kembali dipanggil untuk menggantikan peserta
yang mengundurkan diri tersebut.
Desember 2009, Erni resmi menjadi
PNS di Kejaksaan yang ditugaskan di Kantor Kejaksaan Tanjung Balai Karimun. Hidupnya
pun berangsur-angsur menjadi jauh lebih baik. Rumah orangtua di kampung yang
terbuat dari papan dan berukuran sangat kecil mampu dia renovasi menjadi rumah
yang tergolong besar.
Pada 09 September 2012, Erni
melangsungkan pernikahan pada salah satu gedung mewah di Kota Batam bersama
sang pacar yang telah menjadi resmi menjadi suami, yakni, Metri Derbiyanto.
Meski telah menjadi PNS, Erni tetap memiliki bisnis sampingan. Mulai dari
berdagang tas wanita online, baju wanita, tiket pesawat, bahkan join bisnis
MLM. “Selagi muda, kembangkan potensi yang ada. Jangan pernah puas. Semakin
banyak penghasilan yang kamu dapatkan, semakin besar kesempatanmu untuk
membantu sesama. Tentunya kamu harus bisa membagi waktu sebaik mungkin,”
ujarnya bangga.
Kebahagian Erni semakin lengkap
dengan kehadiran dua putranya yang tampan, dan kini tengah menanti kehadiran
buah hati ketiga. Memiliki rumah di salah satu perumahan di Batam, kendaraan
berupa mobil, sepeda motor, dan beberapa aset lainnya membuat Erni tetap
menjadi pribadi yang rendah hati.
Tahun ini Erni bercita-cita akan
memberangkatkan sang ibunda umroh ke tanah suci. Selain itu, dia berharap agar
selalu diberi kesehatan, keberkahan, dan rezeki lebih banyak agar bisa lebih
berguna bagi yang lain khususnya keluarga.
Siapapun bisa mencapai kesuksesan asal tetap berusaha dan selalu
bersyukur atas segala sesuatu. Pesan Erni pada remaja muda:
1. Saat
waktunya belajar, belajarlah yang baik. Fokus pada hal tersebut.
2. Jangan
pernah mengeluh dengan keadaan apalagi menyerah. Terus berjuang sebab nantinya
akan ada waktu di mana kita menikmati usaha dari perjuangan kita.
3. Tetap
berusaha kapanpun dan di manapun dan serahkan semua hasilnya pada Allah.
4. Berjuang selagi
muda agar masa tua nanti tak perlu kerja keras lagi.
Erni telah membuktikan kalau dia bisa. Bagaimana dengan kamu?
“Jangan diam saja dan berharap sesuatu dapat
berubah.” – Salma Hayek.
Padangsidimpuan,
23 Mei 2017.
❤ Eva Riyanty Lubis❤
5 Comments
perjuangan Kakakmu kereeen bangeet ya Vaa... jadi inspirasi banget nih buat kita terutama daku, salam ya buat kakakmu Vaa :)
ReplyDeleteIyaaa keren banget, teh. Noh udah dibalas kak Erni. Salam balik kata beliau :)
DeleteSemoga kita ketularan kerennya ya teh.
Makasih y dek Septia Khoirunnisa
ReplyDeleteSalam balik y dek..kalian juga kreen
DeleteLove you my sis :) :*
Iya Ka Erni, salam Keren buat Kita semua 😃
Delete