![]() |
R.A. Kartini Sumber gambar: Wikipedia |
Kita ketahui sendiri bahwa setiap tanggal 21 April selalu
diperingati sebagai Hari Kartini. Seorang perempuan yang memperjuangkan
emansipasi wanita dan kesetaraan gender. R.A Kartini sendiri lahir di Kota
Jepara, Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1879. Semasa hidupnya, Kartini
merupakan anak yang rajin dan gemar membaca buku. Dia juga belajar bahasa
Belanda.
Pada tanggal 12 November 1903, Kartini menikah dengan bupati
Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Meski sudah berstatus
sebagai istri, perjuangan serta impiannya tidak akan pupus begitu saja. Hingga
akhirnya dia memutuskan untuk mendirikan sekolah khusus perempuan di berbagai
tempat. Karena hal itu, kaum perempuan yang dulunya tidak boleh sekolah,
akhirnya mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan seperti halnya kaum
pria.
Perjuangan Kartini mendapat samputan positif dari
berbagai pihak. Sayangnya, perjuangan yang didukung penuh oleh suaminya itu
tidak bisa berlangsung lama. Sebab pada usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17
September 1904, dia mengembuskan nafas terakhirnya. Karena hal itu, tak heran
jika Kartini ditetapkan ebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia serta
pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Setelah wafatnya Kartini, oleh Mr. J.H Abendanon
terbitlah buku Door Duisternis tot Licht
(Habis Gelap Terbitlah Terang) yang merupakan kumpulan surat yang pernah
dikirimkan Kartini pada teman-temannya di Eropa. Surat-surat itu sendiri
merupakan hasil pemikirannya tentang kondisi perempuan pribumi.
Seiring berjalannya waktu, peringatan Hari Kartini selalu
diisi dengan berbagai macam kegiatan di berbagai tempat. Misalnya mengadakan
peragaan busana, lomba memasak, dan sebagainya.
Sebenarnya, kegiatan yang demikian itu sifatnya hanya
sementara. Yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai perempuan terus
memperjuangkan apa yang telah diperjuangkan oleh Kartini. Misalnya dengan
menjadi perempuan cerdas, berprestasi, berdedikasi, serta bisa menginspirasi
banyak perempuan lainnya. Tak lupa membuat rasa nasionalisme semakin tumbuh.
Lalu berjuang dengan gigih demi kebaikan diri sendiri, keluarga, lingkungan,
kota, bahkan Negara kita ini. Jikalau kita didera masalah, janganlah langsung
menyerah, mengeluh, serta putus asa.
Sehingga,
peringatan Hari Kartini merupakan momentum dimana kita sebagai perempuan
melakukan introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke
hari. Ada banyak perempuan cerdas dan berprestasi di Indonesia ini. Namun, jika
masih memiliki sifat, sikap dan perilaku yang tidak baik, maka sudah sepatutnya
untuk segera diperbaiki.
Semoga
kita sebagai perempuan bisa terbebas dari kebodohan, kemiskinan, dan kesesatan.
Hingga akhirnya menjadi perempuan yang berguna bagi dunia akhirat.
Kepada perempuan yang sudah berstatus sebagai istri,
semoga bisa menjalankan tugasnya sebaik
mungkin. Menjadi pendamping suami, ibu yang baik untuk anak-anak, serta
menjalan karir secara professional. Dengan semangat Kartini, kita jalin
persatuan dan kesatuan bangsa tanpa memandang agama, suku dan ras, karena
perbedaan itu indah. Membuat hidup lebih berwarna. Akhir kata, selamat
memperingati Hari Kartini.
Medan, April
2015.
Dimuat pada Harian Analisa Medan.
Minggu, 23 April 2017
No comments:
Post a Comment