![]() |
Sumber: MataMuda |
Apa
yang menyebabkan hal tersebut? Menurut saya pribadi ada beberapa hal yang
menyebabkan seseorang tidak bisa mewujudkan mimpinya untuk bahagia di hari tua.
1.
Terlalu
santai menjalani masa muda
Hidup memang hanya satu kali. Tapi kita
tidak boleh menjalaninya ‘terlalu’ santai. Harus ada prioritas, tujuan, visi,
ataupun misi. Mengapa? Karena hal tersebut membuat hidup kita lebih bergairah
dan berarti. Boleh santai kayak di pantai, asal sesuai dengan waktunya.
Misalnya kalau lagi bekerja, bekerjalah dengan giat. Nggak mau kan jadi
karyawan terus padahal sudah bekerja sama orang puluhan tahun lamanya? Artinya,
kita tidak boleh ‘hanya diam’ di satu jenjang. Begitu juga dengan kondisi
ekonomi. Kapan bisa dapat banyak duit kalau kerjanya ongkang-ongkang kaki
terus? Duit memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh duit.
2. Tidak memiliki tabungan
Sejak kecil, orangtua sudah mengajari
kita untuk menabung. Nah, hal itu seharusnya tetap dilaksanakan hingga sekarang
ini. Jadi, bank bukan cuma tempat ‘singgahnya’ gaji. Orang yang memiliki
tabungan bisa dipastikan hidupnya lebih baik. Karena dia tidak perlu takut
tidak mampu membeli ini, membayar ini, dan sebagainya.
3.
Hutang
Menumpuk
Percaya deh, satu dua kali berhutang,
lama-lama bakalan ketagihan. Hutang bikin hidup tak tenang. Bahkan tak sedikit
orang yang tidak bisa tidur pulas karena selalu kepikiran hutang yang belum jua
terbayar. So, alangkah baiknya melunasi hutang dengan segera. Kalau hutang
sudah lunas, insyaAllah hidup akan menjadi lebih baik.
4.
Tidak
memiliki jaminan hari tua
Masih banyak masyarakat yang belum
mengerti arti pentingnya jaminan hari tua. Untuk yang PNS, bolehlah berbangga
hati karena sudah memiliki jaminan pensiun. Nah, kalau karyawan, wiraswasta,
freelancer, dan sebagainya bagaimana? Tak perlu khawatir sebab BPJS
Ketenagakerjaan sudah hadir di tengah kita.
BPJS
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan adalah Transformasi dari
PT. Jamsostek (Persero), yang bertugas melindungi seluruh Pekerja di Indonesia
baik Pekerja Penerima Upah (PU) maupun Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU).
BPJS
Ketenagakerjaan menyelenggarakan 4 Program perlindungan, yakni:
1.
Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK)
Jaminan Kecelakaan Kerja adalah proteksi
untuk aktivitas pekerja ketika pulang-pergi, ketika pergi berdinas, dan ketika
berada di tempat kerja dari kecelakaan dalam bekerja maupun penyakit.
2.
Jaminan
Kematian (JKm)
Jaminan Kematian adalah proteksi terhadap
ahli waris berupa uang tunai ketika peserta meninggal yang bukan karena
kecelakaan kerja.
3.
JaminanHari Tua (JHT)
Jaminan Hari Tua adalah proteksi
terhadap risiko hari tua dan persiapan untuk menghadapi masa pensiun dalam
bentuk tabungan. Tabungan berasal dari akumulasi iuran dan hasil pengembangan.
Manfaat JHT berupa uang tunai dari tabungan yang dibayarkan secara sekaligus
apabila peserta mencapai usia 56 tahun, meninggal dunia atau cacat total tetap.
Yang dimaksud usia pensiun termasuk peserta yang berhenti kerja karena
mengundurkan diri, terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan sedang tidak
aktif bekerja dimanapun; atau peserta yang meninggalkan wilayah Indonesia untuk
selamanya.
4.
JaminanPensiun (JP)
Jaminan Pensiun adalah proteksi yang
bertujuan untuk mempertahankan kondisi sosial-ekonomi yang layak bagi peserta
dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan berkala setiap bulannya
setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau kepada
ahli waris bagi peserta yang meninggal dunia. Manfaat pensiun setidaknya
memberikan “napas tambahan” kehidupan yang diberikan setiap bulan kepada
peserta atau ahli waris.
BERKACA PADA KELUARGA
Bukannya mau membuka aib keluarga,
tetapi menurut saya hal ini patut untuk disampaikan kepada banyak orang agar
terhindar dari apa yang saya lihat dan juga rasakan.
Ayah dipanggil Yang Maha Kuasa
hampir 7 tahun yang lalu. Saat itu baru dua bulan saya tamat SMA. Saya anak
pertama dan memiliki 3 orang adik. Tentu saja ketiganya masih kecil alias duduk
dibangku SD dan SMP. Ibu saya juga belum tahu bagaimana cara mencari nafkah
sebab sejak dulu, ayah tidak mengizinkan ibu untuk bekerja. Jadi, ketika ayah
berpulang, hal tersebut merupakan pukulan berat bagi kami.
![]() |
Sumber: Public domain vectors |
“Bagaimana kami akan melanjutkan hidup?”
“Bagaimana dengan kuliah yang sedari
dulu kuimpikan?”
“Bagaimana dengan sekolah
adik-adik?”
“Bagaimana dengan kontrakan rumah?”
Begitu banyak pertanyaan dan rasa
takut yang membelenggu. Ya, ayah pergi tanpa meninggalkan uang. Bahkan
sebaliknya. Ada banyak hutang ayah yang harus kami bayarkan. Semua rencana
hidup ke depannya yang sudah saya rancang pun sirna. Dan saya yakin ibu beserta
adik-adik saya merasakan hal yang sama.
Selain pada keluarga saya, saya juga
melihat hal yang sama pada banyak saudara di luar sana. Mereka tidak bisa
menikmati hari tua dengan bahagia. Mereka masih harus berjuang untuk
putra-putrinya, bekerja tak kenal lelah yang terkadang pendapatannya hanya
untuk makan per hari. Tak ada istilahnya duduk di depan rumah sambil melihat
perkembangan cucu. Tak ada istilahnya menghabiskan masa tua dengan mendekatkan
diri pada Ilahi.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Ya, karena tidak ada jaminan sosial.
Tidak ada yang bisa dinikmati pada masa tua karena selagi muda seluruh
pendapatan habis begitu saja.
WUJUDKAN MIMPI BAHAGIA DI HARI TUA
Saya dan juga teman-teman semua,
masih memiliki kesempatan untuk mewujudkan mimpi bahagia di hari tua. Kita bisa
memulainya sekarang ini. Hingga waktu demi waktu berlalu, kita pun tersadar
betapa bersyukurnya kita atas pilihan jaminan hari tua yang kita mulai sejak
muda.
![]() |
Sumber: Hipwee |
Semoga tulisan saya di blog ini
bermanfaat buat kita semua dan semoga kita bisa mewujudkan mimpi bahagia di
hari tua. InsyaAllah bisa. Semangat!
#BahagiadiHariTua
0 Comments