Penulis : Anne Stuart
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka
Utama Jakarta
Alih
Bahasa : Iingliana
Terbit : Agustus 2014
ISBN : 978 – 602 – 03 –
0752 – 7
Tebal : 472 halaman
***
Back Cover
Reputasi
Miranda Rohan di masyarakat rusak gara-gara satu keputusan buruk. Ia pun
terpaksa hidup terasing dari para bangsawan. Meski menjalani hari-harinya
dengan bahagia, ia tetap merasa ada yang kurang dari hidupnya.
Lucien
de Malheur bersumpah akan membalas dendam terhadap keluarga Rohan. Kehancuran
Lady Miranda beberapa tahun lalu dianggapnya tidak cukup, maka ia bertekad
untuk mengakibatkan lebih banyak kesedihan terhadap keluarga tersebut. Ia tak
peduli meski harus menghancurkan Miranda dalam prosesnya. Tapi Lady Miranda
tidak seperti perkiraannya. Bahkan wanita ini memesona. Sekarang Lucien harus
memilih antara membalas dendam dan mendapatkan kehidupan yang tak pernah ia
kira bisa didapatkannya.
Review
Kamu
jahat, Lucien! Membalaskan dendam pada orang yang salah. Untungnya Miranda
tidak seperti lady kebanyakan. Meski dia harus kehilangan keperawanan,
kemewahan hidupnya, dan masih banyak lainnya, dia malah bersyukur tuh. Sekarang
dia bebas melakukan apapun. Nah, senjata makan tuan kan jadinya? Kamu malah
jatuh cinta padanya :D
Eh,
Miranda pun demikian. Heleh heleh. Apa coba yang dilihat dari Lucien. Jahat
luar dalam. But, Miranda memang baik hatinya ya. Dia percaya yang namanya
setiap lelaki pada dasarnya baik. Sejahat apapun itu, pasti masih ada sebongkah
hati yang bersih :p Tapi kalau dipikir-pikir, Lucien nggak buruk-buruk amat
lah. Meski fisik doi nggak sempurna, tapi parasnya lumayan rupawan, ditakuti
banyak orang, dan dia kaya raya.
Sebenarnya
mimin lebih suka kisah percintaan sahabat Miranda, Jane Pagget dan Jacob. Manis
polos romantis sederhana :D Anyway, novel ini khusus dewasa ya. Yang belum
cukup umur, jangan coba-coba baca. Bisa gaswat nanti!
Kalimat Keren
“Semakin
besar kehebohan yang kita timbulkan, semakin besar skandalnya.” Hal 14
“Tak
ada yang lebih buruk daripada dunia yang menilaimu, mengarang-ngarang cerita
gila, dan lebih buruk lagi, mempercayainya.” Hal 34
“Kejujuran
adalah sifat yang sangat meresahkan.”
“Sayangku,
aku mendapat firasat buruk aku mungkin tak akan pernah bosan padamu. Sebaiknya kita
menikah saja.” Hal 232
“Kadang
aku ingin membunuhmu. Tapi aku tak pernah ingin menyakitimu.” Hal 277
“Kau
tak pernah tahu kapan kau akan jatuh cinta, tapi ketika kau menyadarinya,
cengkramlah dengan kedua tanganmu dan peganglah erat-erat.” Hal 368
“Sayangku,
aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan.” Hal 385
0 Comments